Greyson mengerjapkan matanya beberapa kali sampai akhirnya ia bisa melihat semua dengan sempurna. Ini adalah hari pertama dimana Greyson dan sahabatnya akan berada di rumah besar ini. Dan baru satu hari saja sudah membuat Greyson merinding sendiri karena kejadian kemarin. Greyson mengarahkan matanya ke jam dinding di kamar itu. Jam sembilan lewat tiga puluh. Ya itu wajar karena Greyson dan sahabatnya tidak tidur sampai jam tiga pagi. Mereka menyanyi bersama ataupun mengucapkan lelucon yang sebenarnya tak lucu tetapi tetap membuat tertawa.
Greyson bangkit dari kasur dan berjalan ke arah kamar mandi yang memang ada di kamar tersebut. Greyson mencuci mukanya dan menggosok giginya yang rapi itu sambil menatap kaca besar. Kamar mandi ini bisa dibilang mewah. Setelah selesai Greyson mengambil handuk dan mengeringkan wajahnya yang masih basah itu.
Setelah selesai Greyson langsung keluar dari kamar mandi dan berjalan keluar. Mulut Greyson ternganga ketika melihat ruangan tamu 'sangat' berantakan. Ia dan sahabatnya lupa untuk membersihkan nya, tapi sepertinya bukan lupa melainkan malas. Greyson langsung membersihkan beberapa sampah dari snack yang mereka makan kemarin malam.
“Hey!” kata seseorang di belakang Greyson. Greyson langsung menengok kebelakang dan melihat Emma berjalan menuruni tangga.
“Hey, Emma! bagaimana tidurmu?” tanya Greyson masih sambil membersihkan sampah-sampah.
“Buruk”
“Maksudmu?” alis Greyson terangkat satu.
“Ya buruk, jangan memperpanjang...aku tak suka dengan mimpi itu” Emma mengambil segelas air putih dan meneguknya. “Oh ya kau siap-siap ya, kita akan pergi jalan-jalan habis ini. Cepatlah mandi” ujarnya dan berjalan kearah kamarnya kembali.
Greyson membuang sampah-sampah itu ke tempat sampah dan bersiap untuk mandi. Untunglah Emma mengingatkan nya kalau tidak mungkin ia bisa ditinggal lagi di rumah besar ini. Setelah selesai dengan tugasnya Greyson langsung pergi ke kamarnya dan segera mandi.
*****
Keyla meletakkan gadis itu dengan hati hati dengan roh nya yang masuk kedalam tubuh gadis itu. Sahabat Greyson kini dalam bahaya dan hanya Greyson yang bisa menolong mereka. Keyla keluar dari tubuh Emma dan melayang keluar kamar. Keyla mendengar suara nyanyian yang berasal dari kamar mandi kamar Greyson tempati. Oh tentu saja pria itu sedang mandi.
Keyla memejamkan matanya beberapa detik dan kemudian dirinya tersamar menjadi manusia. Mau tidak mau Greyson harus mengeluarkan semua sahabatnya dari mimpi buruk yang sedang dialami nya. Keyla turun ke bawah dan menuju ruang bawah tanah dan menemukan dirinya disana. Dirinya yang sudah meninggal tentu saja. Keyla langsung tersenyum miring, mengingat jika Greyson berhasil membebaskan sahabatnya maka ia juga akan bebas dari kutukan tak jelas ini.
"dudududu"
Terdengar senandung dari ruang atas. Keyla langsung keluar dari ruang itu dan menemui Greyson.
“Hey!” sapa Keyla ketika bertemu dengan Greyson. Ternyata pria itu sedang ingin meminum air putih.
“Uhuk...uhuk...uhuk...” Greyson tersendak ketika ada yang memanggil nya dari belakang. Pria itu langsung menoleh. “Loh kamu?” tanyanya bingung saat melihat gadis yang ia temui di bioskop itu ada disini.
“Hi” Keyla tersenyum canggung, ia tak tau siapa nama pria yang ada di depannya ini.
“Tunggu, kamu yang dibioskop itu kan? Kamu kok bisa ada disini?”Greyson mengangkat alisnya keatas bingung. Apa gadis ini mengikutinya saat pergi kesini? Oh tentu saja tidak, itu konyol, batin Greyson menjawab.
“E....iya dan rumah ku disana, dua rumah dari sini.” Jawab Keyla gugup. Aduh gadis ini kenapa sih?
“Oh, maksudku bagaimana kau bisa masuk kesini?” tanya Greyson makin selidik. Keyla langsung salah tingkah ketika Greyson mengerutkan dahinya dan alis matanya menyatu.
“Tadi pintu belakang itu kebuka, ku kira tak ada orang ternyata ada ketika aku melihatmu” Keyla melongos lega ketika ia ingat bahwa pintu belakang dapur terbuka dan tak terkunci.
“Uhm ok. Kau habis bangun tidur ya?” Greyson melihat baju yang dipakai oleh Keyla dari atas sampai bawah. Gadis ini masih memakai kaos tipis dan celana panjang bergambar hello kitty. Keyla menunduk dan melihat bajunya yang masih seperti dulu.
“A...ini...ehh... Iya aku abis bangun tidur terus jalan-jalan dan nyari udara segar, yah gitu...” Keyla kehabisan akal untuk ini. Keyla memang tak pandai untuk mencari alasan.
“Kau baru bangun tidur dan langsung jalan-jalan? Jam segini?” tanya Greyson lagi. Keyla menggaruk tekuk nya yang tak gatal.
“Ehm....siapa namamu?” tanya Keyla mengalihkan pembicaraan. Dia sudah bingung untuk menjawab apa, dari pada nanti semakin sulit?
“Aku? Aku Greyson Michael Chance. Kau bisa panggil aku Greyson.”
“Kau menyebutkan nama panjangmu? Apakah itu penting bagiku?” ya, itu sangat penting sekali, batin Keyla berbisik.
“Ya tidak juga... dan siapa namamu?” tanya Greyson sambil meminum air putih nya.
“Aku Keyla Amarthia. Kau bisa memanggilku Keyla, senang bisa berkenalan denganmu. Kau pemilik rumah ini?” bagus Keyla! Bagus sekali akting mu, pura-pura tak tahu dan jangan berskiap aneh.
“Tidak, ini rumah tante dari temanku... aku disini hanya sekitar tujuh hari dan sekarang adalah hari pertama ku disini” ucap Greyson santai sambil menaruh gelas kosong di meja. Keyla mengangguk.
“Lalu mengapa kau sendiri disini?”
“Semua sedang tidur... eh tunggu! Tadi mereka mengajak kujalan, tapi kok pada belum siap siap ya?” Greyson baru menyadari bahwa ia disini untuk menunggu sahabatnya. Tapi kenapa semua belum siap? “Aku cek dulu ya” lanjut Greyson sambil ingin berjalan. Tapi tangannya di tarik oleh Keyla.
“Sahabatmu sedang di mimpi buruknya” ucap Keyla tiba-tiba dengan muka datar. Greyson mengernyit tak mengerti.
“Maksudmu?”
“Ada dua hal yang dapat kau lakukan. Membangunkan sahabatmu semua itu supaya keluar dari mimpi buruk atau mendiamkan mereka tetapi mereka tak akan bangun sampai ada seseorang menyelamatkannya”
“Kau mengigau”
“Ingat kata Emma tadi? Ia sedang dalam mimpi buruk sekarang” Greyson diam. Masih berfikir bahwa gadis yang sedang memegang tangannya ini mengigau.
“Kau kenal Emma?” tanya Greyson bingung.
“Aku yang merasuki tubuhnya tadi” Greyson melotot tak percaya. Greyson langsung melepaskan tangannya dari genggaman gadis ini. Gadis ini benar-benar gila, pikir Greyson.
“Kau hantu?” tanya Greyson hati hati, diam diam dia mencoba meraba sesuatu yang ada dibelakangnya.
“Hm...bisa dibilang begitu, tapi tenang aku bukan zombie yang memakan manusia”
Greyson masih menggeleng tak percaya sambil memundur-mundurkan badannya menjauh dari Keyla, matanya masih membulat dan bibirnya yang terbuka sedikit lebar. Oh man, manusia ini sangat lebay. Detik kemudian Greyson lari ke atas untuk kekamar sahabatnya semua, tak peduli siapa gadis yang tadi ia ajak bicara.
“Kesini lagi ya kalau sahabatmu itu tidak bangun-bangun” Teriak Keyla keras, dalam hati ia tertawa keras karena ternyata Greyson itu sangat penakut. Baru segini aja sudah takut, apalagi nanti ia membangunkan para sahabatnya itu dari mimpi buruk? pikir Keyla sambil menggeleng-gelengkan kepala. Keyla langsung menghampiri Greyson yang sedang membangunkan sahabat-sahabatnya itu.
*****
Ini sudah ketiga kali Greyson menampar pelan pipi Brett tapi yang di tampar itu tidak bangun-bangun. Greyson sudah pasrah kali ini. Sudah berulang kali dia membangunkan manusia satu ini tapi tidak bangun bangun. Begitu juga sahabat yang lainnya, sudah berulang kali Greyson membangunkannya tetapi tetap saja masih tertidur pulas dan tak bergerak sama sekali.
“Bagaimana dengan sahabat-sahabatmu itu? Apa mereka bisa bangun?” Greyson menoleh ke arah pintu dan melihat gadis yang ia ketahui bernama Keyla itu berdiri di ambang pintu.
“Mengapa kau membuat sahabatku seperti ini? Apa salah mereka?” tanya Greyson sambil mengacak-acak rambutnya kesal.
“Bukan aku yang membuat mereka seperti ini, tapi ini salah mereka sendiri” Keyla menghampiri Greyson tentu saja dengan melayang. Greyson membulatkan mata ke arah bawah dan melihat gadis ini melayang menujunya. Greyson langsung menutup matanya dan meneguk ludahnya yang terasa sulit. Dia baik Greys, ayolah jangan terlalu lebay seperti ini, batin Greyson seperti mengejek.
“Jelaskan padaku mengapa mereka seperti ini!!” cetus Greyson sambil mengatur napas nya yang tak tertatur.
“Mereka mabuk kemarin malam” Greyson melotot. Mabuk? Pasti ini tidak mungkin.
“Mereka tidak mabuk, bahkan aku kemarin tidur bersamaan dengan mereka!” bantah Greyson kesal. Kesal dengan gadis yang mungkin bisa dibilang ‘hantu’ ini.
“Ya mereka tidak mabuk disaat bersamamu” jawab nya santai.
“Lalu mengapa mereka ehm....ada di mimpi buruk?”
“Pemilik rumah ini tidak suka dengan orang yang berbuat seenaknya saja” Greyson mengernyit.
“Pemilik? Bukankah rumah ini sudah kosong dari dua tahun lalu?” Gadis yang di depan Greyson ini memutarkan bola matanya. Mengapa Greyson begitu sulit untuk diajak bicara.
“Apakah aku harus bercerita padamu dulu Mr.Chance?”
“Harus! Karena ini.......ah sudahlah cerita saja”
“Ok jadi gini, dua tahun lalu pemilik rumah ini adalah Mrs.Jones dan anaknya bernama Ikalya. Mereka tinggal berdua disini dan mereka mengalami kecelakaan pada saat mereka pulang dari acara penikahan sepertinya. Dan mereka tak suka dengan orang yang suka mabuk-mabukkan dirumahnya.” Keyla diam sebentar dan melanjutkan kata-katanya, “Semenjak itu rumah ini kosong untuk satu bulan. Lalu ada satu keluarga yang tinggal disini, dan mereka meninggal juga disini. Eh biar kuralat, bukan mereka yang meninggal dirumah ini tapi hanyalah anak perempuannya” Keyla berhenti berbicara dan menunduk. Peristiwa itu teringat lagi olehnya. Sementara Greyson yang mendengarkan penjelasan Keyla hanyalah menggeleng tak percaya.
“Mengapa kau sangat tahu tentang rumah ini?” tanya Greyson sambil melihat Keyla yang masih menunduk itu.
“Karena akulah yang anak perempuan itu” Air mata Keyla menetes mengingat kejadian yang benar-benar tak ingin dia harapkan.
“Maksudmu? Mengapa kau bisa meninggal saat itu? Dimana orang tuamu sekarang? Kau bisa jelaskan padaku jika kau mau” ucap Greyson. Mungkin sifat Brett yang cerewet itu sudah menular ke Greyson.
“Kau akan mengetahui nya jika kau masuk ke mimpi buruk mereka” jawabnya singkat dan mengangkat wajahnya. Greyson mengernyit.
“Bagaimana aku bisa masuk kedalam mimpi buruk itu?” tanya Greyson heran.
“Dengan membawa arwahmu ke dalam mimpi itu tentunya” ucap Keyla “dan kalau kau sudah masuk ke dalam mimpi itu kau harus berani karena itu akan menentukan hidupmu dan semua sahabatmu”
“Apa kau ikut bersamaku?” tanya Greyson langsung. Tubuh Greyson mungkin sudah sedingin es karena ketakutannya sekarang merasukinya.
“Tidak, aku hanya membimbingmu dari bisikan. Kau harus mengikuti batinmu Greyson”
“Mengapa bisa begitu?”
“Karena aku lain dunia denganmu, sahabatmu manusia dan itu berarti yang harus menyelamatkan sahabatmu adalah manusia. Dan hanya kaulah yang manusia disini, aku tidak bisa membantumu” Jelas Keyla. Mata Greyson memandang Brett yang masih tertidur dengan pulasnya.
Aku harus menyelamatkan mereka, bagaimanapun mereka sahabatku, batin Greyson.
“Baiklah aku akan masuk ke dalam mimpi itu, sekarang apa yang harus kulakukan?” tanya Greyson yang sepertinya pasrah. Memang seharusnya dia menyelamatkan sahabatnya bukan?
“Kau bisa tiduran di sofa itu, aku akan membantu mu untuk ke mimpi mereka” Greyson yang pasrah hanya menuruti permintaan Keyla. Ia tiduran di sofa kamar tidur ini dan menarik napasnya berat.
“Baiklah, aku akan memberitahumu tentang peraturannya-”omongan Keyla terputus karena Greyson menyelanya.
“Yaampun mengapa harus ada peraturan segala? Aku hanya menyelamatkan mereka bukan?”
“Shut up! Aku ingin kau dan teman-temanmu selamat dan tak terjadi apa apa”
“Oh ok, kau bisa menjelaskan nya sekarang,”
“Peraturan pertama, ikuti batinmu ketika kau berada dimimpi itu.
Peraturan kedua, hati-hati.
Peraturan ketiga, kau tidak boleh takut dengan apapun.
Peraturan keempat, jika kau sudah menemukan sahabatmu, berhati-hatilah karena disana ada penjaga iblis yang tak terlihat. Kau harus memakai pikiranmu saat disana, ikuti pikiranmu.
Peraturan kelima, kau punya waktu tujuh hari dari sekarang untuk menyelamatkan sahabatmu itu” Jelas Keyla panjang lebar.
“Mengapa harus diberi waktu tujuh hari?”
“Karena minggu besok adalah bulan purnama dan itu akan memperkuat mereka 'para iblis' dan mungkin kau takkan keluar dari mimpi itu selamanya” Greyson tercekat. Mungkin kau takkan keluar dari mimpi itu selamanya, kata kata itu terekam sempurna di otak Greyson.
“Lalu bagaimana aku keluar dari sana jika aku sudah menyelamatkan sahabatku?”
“Oh apakah aku belum menjelaskannya? Kau harus membunuh penjaga di ruangan itu dan menyelamatkan sahabat-sahabatmu. Dan semuanya selesai, kau dan sahabatmu akan kembali ke bumi” Greyson menarik napas.
“Baiklah, cepat lakukan sekarang. Aku ingin ini cepat berakhir”
“Tutup matamu” ucap Keyla. Greyson menutup matanya.
Sementara Greyson menutup matanya, Keyla mengambil benda seperti spidol dan menggambarkan ‘peace’ di pergelangan tangan Greyson. Itu hanya mencegah untuk Greyson tidak mengalami luka yang cukup berat jika saja terjadi apa-apa.
Greyson masih menutup matanya mencoba bertahan. Ia merasa nyawanya seperti ingin dicabut. Dan detik selanjutnya Greyson tidak sadarkan diri. Semuanya yang dilihat Greyson hanyalah kegelapan.
Kukira ini adalah liburan, tetapi mengapa harus seperti ini?