Aku tak tahu jika kamu tiba-tiba memenuhi sudut-sudut terpencil di otakku.
Hingga memenuhi relung-relung hatiku.
Semua terjadi begitu cepat tanpa teori.
Dan banyak basa basi.
Aku melihatmu, mengenalmu lalu mencintaimu.
Sesederhana itukah kamu mulai menguasai hari-hari ku.
Kamu jadi penyebab rasa semangatku
Kamu menjelma menjadi senyuman yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata.
Iya, mungkin aku jatuh cinta.
Entah kamu, semua kulakukan diam-diam.
Begitu rapi hingga hatimu yang beku tidak pernah berhasil mencair.
Semua kusembunyikan.
Hingga perasaanmu yang tidak pernah peka tetap saja tidak peduli pada gerak-gerikku yang jarang tertangkap oleh sorot matamu.
Aku pandai menyembunyikan banyak hal.
Hingga kau tak memahami yang sebenarnya terjadi.
Aku tak bisa melupakanmu, sungguh.
Aku takkan pernah bisa lupa saat-saat masih bersamamu.
Hal-hal sederhana itu seakan-akan sengaja diciptakan untuk tidak dilupakan.
Tolong buat aku lupa.
Karna aku tak lagi temukan cara terbaik untuk menghilangkan kamu dari pikiranku.
Kita jarang punya kesempatan bicara.
Maksudku, berdua saja.
Rasanya mustahil, kamu dan aku berbeda.
Air dan api, dingin dan panas.
Rasanya menyebalkan jika aku tak mengetahui isi hatimu.
Kamu sangat sulit ku tebak.
Kamu teka-teki yang punya banyak jawaban juga banyak tafsiran.
Aku takut menerjemahkan isyarat-isyarat yang kau tujukan padaku.
Aku takut mengartikan kata-kata manismu yang mungkin saja tak hanya kau katakan untukku.
Aku takut mempercayai perhatian sederhanamu yang kau perlihatkan secara tersumbu.
Semakin takut jika perasaan ini bertumbuh ke arah yang tidak ku inginkan.
Tolong hentikan langkahku jika memang segalanya yang ku duga benar-benar hal yang salah dimatamu.
Tolong kembalikan aku ke jalanku sebelum aku mengganggu rute tujuanmu.
Ketahuilah, aku sedang berusaha melawan kamu yang mulai mengepul di otakku seperti asap rokok yang menggantung diudara.
Kamu seakan-akan terlihat nyata.
(A)